Kecewa adalah guru terbaik bagi diri


“Jika sesuatu yang kuharapkan ini belum menjadi takdirku, aku ikhlas, ya Rabb. Tapi ampunilah diri ini yang belum bisa menghilangkan rasa kecewa dalam diri.”


Saat kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Saat kau menghabiskan waktu, tenaga, harta bahkan jiwa untuk suatu hal, lantas saat hari penantian tiba, hal yang kau harapkan justru berbanding terbalik dengan yang kau dapatkan.


Sesak. Kau mungkin pernah tahu bagaimana rasanya. Mendadak dunia serasa sempit. Pikiranpun menjadi kacau. Hanya kekecewaan yang selalu terbesit dalam diri. Terlintas dalam memory. Membuat rasa sakit itu semakin dalam menancap dalam hati.

 

Ingin sekali aku mengeluh. Tapi semakin hari, aku mulai bisa menyadari, bahwa apapun yang terjadi adalah diluar kendali. Yang bisa kulakukan hanyalah memaafkan keadaan. Menerima takdir yang diberikan.

 

“Yasudahlah, mau bagaimana lagi?” keluhku dalam hati.

 

Tapi jika aku boleh jujur, meski berkali-kali kutegaskan bahwa aku terima, rasa kecewa itu tetap saja masih ada! Pertanyaan “kenapa?” masih saja bergumam di kepala. Menghasilkan pikiran-pikiran negative yang merasuk. Membuat celah-celah lebar bagi setan untuk merusak.

 

Dan jika aku boleh mengeluh, keluhanku sebenarnya sederhana. Kenapa aku belum bisa mengakhiri sesuatu dengan baik? Susah sekali berdamai dengan hati! Aku ingin tersenyum meski hati ini menangis. Aku ingin berakhir baik meski sebenarnya semua ini sudah terlalu buruk. Entahlahh... semua karena aku yang belum dewasa. Belum bijak menyikapi permasalahan.

 

Memaafkan


Dia menjadi obat paling ampuh untuk melupakan. Biarlahh.. jika memang aku yang tersakiti, aku sudah memaafkannya jauh-jauh hari. Maka bagiku, urusan itu sudah selesai.

 

Masa labilku sudah tertinggal di belakang. Masa dimana pikiranku lebih sibuk memikirkan kondisi orang lain, padahal kondisi diri sendri pun belum tentu lebih baik dari orang yang dikhawatirkan.

 

“Bagaimana jika dia .....” persetan! Aku sudah tidak peduli lagi dengan kata-kata itu. Bukan aku egois. Tapi aku masih punya diri yang harus diurus! Dalam masalah hati, naif sekali orang-orang yang mengkhawatirkan orang lain padahal kondisinya sendiri juga terpuruk!

 

Merelakan


Biarlah aku dengan diriku dan dia dengan dirinya. Semua mengurus dirinya masing-masing. Karena Tuhan tak akan meminta pertanggung jawaban orang lain pada kita. Tapi kita yang harus menanggung sebab-akibat dari perbuatan adalah kita sendiri.

 

Bangkitlah diri. Tak perlu lagi kau tangisi. Jangan pernah kau sesali! Semua sudah terlanjur terjadi. Yakinlah, ada kemudahan yang sudah disiapkan oleh Sang Ilahi Rabbi. Allah Subhanahuwata’ala.

 

Kadang aku berpikir, apakah harus selalu kecewa yang membuatku kembali pada kodrat sebagai manusia? Kita diciptakan untuk beribadah, senantiasa mengingat-Nya. Lantas ketika kita sudah terlalu lalai, apakah harus selalu kecewa yang mengingatkan?

 

Aku teringat akan sebuah ayat dalam surat An Nisa ayat 123:

 

من يعمل سوء يجزبه ولا يجد له من دون الله ولي ولا نصيرا

“Barang siapa berbuat kejelekan, Allah akan balas dia. Dan dia tidak akan mendapati penolong dan pelindung kecuali Allah Swt.”

 

Aku termenung.

Mungkin, semua ini akibat perbuatan dosaku di masa lalu.

 

Aku bukan suudzon kepada Allah. Tapi aku mempunyai harapan. Aku berharap, semoga semua yang terjadi padaku, semua yang menimpaku, dan apapun rasa sakit yang kurasakan saat ini, adalah penawar bagi setiap inci dari dosa-dosa yang pernah kuperbuat.

 

Lalu sekarang bagaimana?

 

Bangun. Tidak boleh ada sesuatu apapun yang menjatuhkanmu. Biarlah di masa lalu kau tersandung oleh batu, tapi setelah kau sadar, jadikanlah batu itu sebagai loncatan, bukan hambatan.

 

Kadang, kecewa adalah guru terbaik bagi diri. Dia mengajarkan kita untuk kembali kepada Ilahi Rabbi. Dia mengingatkan kita tentang jalan dan perjuangan yang panjang. Dan dia telah melatih diri ini menjadi pribadi yang berkualitas.

 

Bagi kamu yang pernah atau sedang kecewa.

Bangkitlah...

 

Langit tak selamanya mendung, hujan tak selamanya turun. Akan ada masa dimana langit kembali cerah, matahari kembali bersinar. Cepatlah bangun dan sadar, agar mendung segera berlalu dan matahari segera terbit kembali.

 

Semangaatt!!

Comments