Resign Part 7 - Setelah Satu Bulan



Tanpa terasa, sudah satu bulan sejak aku mengundurkan diri. Berpisah dengan semua orang yang kusayangi. Percaya atau tidak, aku merindukan tempat itu bersama semua hal yang ada di dalamnya. 
Dan percaya atau tidak, aku menahan diri selama satu bulan untuk tidak menginjakkan kaki disana lagi. Bukan karena tidak mau, bukan pula karena tidak mampu, aku hanya ingin membiarkan hatiku merindu. Alay emang. Tapi memang seperti itu adanya.

Ada hal menarik yang akan sama-sama kita renungkan sekarang.

Sedih itu Sementara


Jika dulu, kamu menjadi salah satu orang yang merasa “kehilangan”, sedih, atau apalah perasaan hampa yang ada di hati saat aku pergi, atau dulu kamu menjadi salah seorang yang memberiku motivasi saat pamitan (kalo belum baca klik linknya), coba ingat-ingat kembali sambil berhenti membaca artikel ini, bagaimana perasaan kamu ketika itu?

Apakah sedih hingga keluar air mata? Atau hanya sebatas sedih dengan hati yang sedikit terluka? Hampa? Kecewa? Atau bagaimana? Coba kamu ingat-ingat kembali. Kamu boleh berhenti membaca dulu sambil mengingat kejadian itu.

Lalu bagaimana perasaan kamu sekarang? Apakah masih sesedih dulu? Apakah masih sehampa dulu? Kurasa tidak...

Aku bahkan ragu kesedihanmu sampai berlarut-larut. Ada yang mungkin sedihnya hanya satu minggu. Kecewa saat pelajaran tahfidz, tapi bukan aku yang ada disana. Tapi di minggu selanjutnya, dia mulai terbiasa. Ada juga yang bahkan hanya satu hari. Sedih saat hari itu aku berkata akan pergi. Setelahnya, yasudah... seakan tidak terjadi apa-apa.

Ini bukan masalah bagiku ataupun bukan masalah pula bagimu. Tapi mari kita renungkan. Akan ada sebuah pelajaran berharga dari setiap kejadian.

Obat bernama waktu


Bahwa ternyata, obat terbaik bagi hati yang tersakiti adalah waktu. Hari ini mungkin kamu sedih bukan main. Hancur berkeping-keping. Kecewa berat seakan hidup akan berakhir. Tapi percayalah. Itu tidak akan berlangsung selamanya! Mungkin bisa berlangsung lama, tapi bukan selamanya!

Ingat saatku pergi? Berapa lama kamu sedih?  1 hari, 2 hari, 1 minggu? 

Lama dan tidaknya kesedihan, tergantung dari seberapa dalam ikatan yang terjalin antara kalian. Ibarat luka sayatan, cepat atau lambatnya kesembuhan tergantung seberapa dalam pula benda tajam yang menyayat kulit kalian. Begitu juga dengan hati.

Semakin dalam ikatan, suatu hari saat ikatan itu akhirnya putus, maka percayalah hatimu pasti akan sembuh. Tapi berapa lama hati itu sembuh tergantung dari seberapa dalam ikatan yang pernah terjalin antara kalian.

Maka obat terbaik bagi hati adalah waktu. Kamu hanya perlu bersabar dan menjalani hari seperti biasa. Lakukan aktivitas seperti biasa, atau bahkan tambah aktivitasmu. Jangan biarkan ada waktu kosong yang membuatmu memikirkan kesedihan yang dulu. Ingat, suatu hari hatimu akan sembuh. Kamu hanya perlu bersabar. 

Sekali lagi, untuk urusan hati,
Bersabarlah... biar waktu yang menyelesaikan sisanya.

Comments